Dewasa ini para pemerhati dan pelaku
pendidikan, terutama guru berpikir bagaimana agar sistem belajar mengajar jauh lebih
baik dan lebih menyenangkan (fun) dari yang sudah ada. Adanya tatap temu antara guru dan murid dengan siswa duduk manis di ruangan kelas lalu
menyimak setiap ucapan dari guru secara langsung,adalah sebuah keharusan di sistem pendidikan Indonesia, terlebih untuk jenjang pendidikan dasar (SD & SMP). Cara belajar
konvensional seperti ini bagi sebagian orang masih cukup jitu dalam proses pembelajaran. Namun bagi sebagian pendidik sudah mulai meninggalkan model pengajaran zaman batu (red. cara belajar konvensional)
lalu beralih ke sistem pembelajaran elektronik atau e-learning alias zaman digital. Atau boleh jadi meng-combine atau menggabungkan antara cara konvensional dengan sistem pembelajaran elektronik atau e-learning / digital learning.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Kemendikbud yakni; akan memberi terobosan
dengan meniadakan tinggal kelas untuk jenjang SD di tahun 2014. Hal ini menjadi tantangan bagi
guru dan Disdikpora untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
(have fun), dan sekolah harus memberikan pengalaman baru yang menyenangkan bagi
anak-anak. (Dikutip dari Solopos, 04 Desember 2013).
Penulis yang berprofesi sebagai guru juga ingin mencoba membuat proses pembelajaran semenarik mungkin dengan asumsi belajar
kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan memanfaatkan internet. Pemanfaatkan ICT dalam
pembelajaran Maka penulis mencoba meninggalkan Pendidikan Zaman Batu Menuju Zaman Digital dengan e-learning.
Apa sih e-learning?
Istilah e-Learning atau eLearning mengandung
pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan
tentang definisi eLearning dari berbagai sudut pandang. Wikipedia menyatakan :
e-learning
adalah cara baru dalam proses belajar mengajar yang merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Maka solusi dari sistem pembelajaran konvensional hampir terjawab sudah
karena kemudahan melihat rencana studi, nilai akademis, kegiatan ekstra,
materi belajar, tugas-tugas, ujian, absensi, dan sampai interaksi
sosial siswa dapat dengan mudah diakses melalui komputer dan
internet. (http://id.wikipedia.org)
Namun salah satu
definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E.
Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:
eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar
yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan
media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
Definisi mudahnya menurut penulis e-learning adalah belajar dengan menggunakan media internet untuk suksesnya pembelajaran. Maka penulis sebagai seorang guru memakai e-learning sebagai suplemen tambahan dalam kegiatan pembelajaran. Teringat sms di hari Selasa, 3 Desember 2013 dari salah satu
orang tua murid kelas 5,
Bapak Sholihin :
“Pak,
hari ini sepulang sekolah anakku semangat sekali ingin segera belajar dengan membuka
soal online yang bapak berikan di e-spesies.”
Padahal kami tahu bahwa
anaknya ini boleh dikatakan sangat sulit ketika diminta belajar. Maka menjadi
sangat berbeda hasilnya jika sebuah soal disajikan dalam bentuk jaman batu
alias ditulis di papan tulis dengan disajikan dalam bentuk soal online,
ternyata anak-anak lebih mempunyai porsi motivasi yang lebih dari sebelumnya. Hal ini bisa dikatakan saya cukup berhasil meninggalkan model pendidikan zaman batu menuju zaman digital.
Bukti E-Learning Metamorfosis Zaman Batu Menuju Zaman Digital
Jika maksud e-learning sendiri adalah mengurangi interaksi secara langsung antara seorang guru dengan murid karena sudah tersedianya teknologi informasi dan komunikasi. Berikut ini pengalaman penulis dalam mengkombinasikan antara konvensional (yang sudah diberikan di Sekolah) dengan e-learning, inilah bukti e-learning metamorfosis zaman batu menuju zaman digital :
1. Akses Materi Secara Online
Jika materi sudah disampaikan dan dijelaskan di sekolah dengan bertemu murid secara langsung, penulis juga memberikan materi secara online. Materi belajar yang tersaji secara multimedia ini dirancang agar memudahkan siswa didik mengakses serta mempelajarinya. Dilengkapi dengan perangkat pembelajaran online pula, seperti: silabi, RPP, Progta, KKM, Progsem, dan Kaldik yang bisa diakses siswa atau di-Download.
2. Online Task (Tugas Latihan Online)
Jika materi sudah disajikan secara e-learning sehingga murid having fun. Maka begitu juga untuk tugas latihan online pula. So, our students study with browsing. Bahkan Ujian Sekolahpun bisa dikerjakan secara online, namun selama ini baru dalam tahap latihan saja, sebagai contoh seperti : Latihan Ujian Sekolah B, English Final Test-Listening, dst.
Hasil pekerjaan siswa tadi akan secara langsung masuk ke e-mail penulis di udieniquq@yahoo.com. Seperti yang terlihat pada poin Online Score (Nilai Online) no.3.
3. Online Score (Nilai Online)
Dengan e-learning, jika materi dan ujian saja bisa dikerjakan secara online. Maka penulis juga mencoba memberikan kemudahan bagi para siswa dengan bisa melihat hasil atau nilai secara online langsung tanpa menunggu dikoreksi gurunya. Karena setelah selesai mengerjakan soal secara online, maka anak akan langsung memperoleh berapa score / nilai yang mereka peroleh seperti terlihat di bawah ini yang bisa diprint maupun didownload.
Disamping itu nilai atau hasilnya akan langsung masuk ke e-mail udieniquq@yahoo.com. Sehingga penulis secara langsung bisa menginput dari nilai yang masuk ke e-mail. Sebagaimana pada gambar di bawah ini :
4. Speaking Video
E-Learning juga memudahkan siswa menikmati hasil karya atau jerih payahnya. Sebagai contoh adalah di Speaking Video yang merupakan hasil praktek mereka yang didokumentasikan ke dalam sebuah video dengan durasi pendek. Sehingga siswa akan merasa bangga dan senang karena mereka merasa dihargai. Sebagai contoh di bawah ini salah satu video praktek mereka, kebetulan penulis guru bahasa Inggris maka ini video praktek speaking.
5. Jejaring Sosial
Siapa sich yang tidak kenal dengan Facebook dan Twitter sekarang ini? Bahkan anak SD pun sekarang juga sudah punya akun FB dan Twitter. Sehingga dengan mencoba menjadikan e-learning sebagai cara belajar yang menyenangkan (having fun), maka penulis juga membuat Fan Page Facebook-E-Spesies dan Twitter.
Ketika siswa dan orang tua wali yang sudah meng "LIKE" dan Men "FOLLOW" kedua jejaring sosial tersebut, maka memberikan kemudahan para siswa untuk up date materi, soal latihan, laporan hasil nilai ujian, dan info sekolah yang sifatnya dadakan.
Terlepas dari kekurangan dan kelemahan yang telah penulis praktekkan, itulah beberapa keuntungan dan kelebihan serta kemudahan ketika kita memanfaatkan e-learning dalam dunia pendidikan serta proses pembelajaran. Disadari atau tidak masyarakat saat ini sangat bergantung dengan
informasi, bahkan saat ini informasi elektronik akan mendominasi dalam
perkembangan teknologi informasi. Maka dari itu bukanlah hal tidak
mungkin penerapan e-learning dapat dilaksanakan di Indonesia bersamaan dengan sistem pembelajaran yang telah ada konvensional. Jadi bisa disimpulkan bahwa e-learning adalah metamorfosis zaman batu menuju zaman digital di dunia pendidikan kita.